Senin, 06 November 2017

Patah Hati Terbaik


Malam hari ini saya akan bercerita tentang patah hati terbaik seseorang, namun dia mencoba untuk mengikhlas kan semuanya.

Jangan memaksa seseorang untuk tetap bersamamu, jika dia tulus pasti akan berpikir berjuta kali untuk pindah kelain hati.
Jika saya memang tidak baik, cobalah ajari saya sampai benar-benar baik. Bukan malah mencari pengganti yang lain.
Dulu sebelum ada kata perpisahan, seberapa mampunya kita bertahan dalam masalah yang setiap hari datang satu persatu tanpa henti kita selalu menguatkan satu sama lain. Namun setelah ada nya kata perpisahan, malah kau yang seolah-olah mencari pokok permasalahan nya. Saya hanya ingin mengingatkanmu bahwa kelak kau akan benar-benar merindukanku sebagai sesuatu yang tak pernah kau temukan pada siapapun itu.
Pernah suatu waktu saya berbicara dengan mu, ketika kita sedang dilanda permasalahan yang serius. "Ketika semua orang berpikir buruk tentang kita, disitulah kita belajar menjadi masa bodo, dalam artian masa bodo adalah kita tidak menghiraukan omongan mereka, sebab tidak semua orang terlihat buruk akan menjadi buruk".
Namun sekarang saya hanya mempunyai tugas untuk menjadi teman mu, tak lebih dari sebatas teman. Karena saya tidak mau mengganggu dunia baru mu yang selalu kamu banggakan, sampai satu ketika kenyataan menyatakan kepada saya bahwa benar cintamu bukan untuk ku.
Memang terkadang cinta yang baru mampu membantu untuk melupakan masa lalu, karena cinta yang baru tidak akan mau menopang kelamnya cerita masa lalu saya. Tapi untuk sekarang saya beranggapan bahwa saya sudah tidak mengenal kata cinta lagi, bukan bermaksud untuk tak mengenalnya juga sih, setidaknya memberi jeda kepada hati yang saya punya.
Akhirnya saya tahu kalau kita itu bukan dua orang yang sedang jatuh cinta, kita hanya lah suatu kebetulan yang bertemu dengan lukanya masing-masing. Bedanya adalah kamu kembali kepada ingatanmu dan kemudia saya jatuh cinta padamu, kamu kembali bersuka cinta, lalu saya hanya menambah intensitas duka.
Tak jarang juga saya bertanya kepada sahabat-sahabatku, "Percayalah ketika kamu datang kepada seseorang dengan rasa sayang dan cinta yang tulus, disitu pula ada salah satu orang yang akan datang padamu dengan sejuta kasih sayang dan cinta yang sesungguhnya". Kata sahabat-sahabtku.
Kau masih ku anggap salah satu wanita yang hebat dengan ucapan mu yang sangat menenangkan. Kelebihan mu adalah pernah mengajarkan ku untuk mencintai mu, tetapi kekurangan mu adalah tidak pernah mengajarkan saya bagaimana caranya mengikhlaskan kepergianmu.
Saya tahu bahwa bunga mawar tidak akan menjadi melati dan melati tidak akan menjadi mawar. Setiap bunga itu indah dengan caranya masing-masing, begitupun dengan sebuah hubungan.
Namun mengapa ketika hubungan saya dengan mu sedang dalam masa-masa indah, kau selalu menghancurkanya? Dengan kau bermain api dibelakang ku, seolah-olah menegaskan bahwa kau benar-benar ingin berteman dengan Karma.
Sebab ALLAH selalu punya cara yang indah untuk membuat hamba nya selalu tersenyum, meski dalam tangis sekalipun.
Perubahan sikap mu yang begitu cepat, jangan tanyakan kepada saya apa yang telah berubah. Tetapi tanyakan kepada dirimu, sebab semua jawabanya ada didalam hatimu.
Dahulu kau pernah berjanji kepadaku untuk tidak meninggalkan ku demi apapun itu, disini saya menunggu kamu dengan janji-janji manis yang telah kamu lontarkan. Namun alhasil janji yang terucap hanya perbuatan lidah yang tak bertulang, dan tidak bisa bertanggung jawab atas ucapan nya
Kamu boleh aja berjanji kepada saya dan tidak menepatinya. Tetapi jangan terhadap orang lain, cukup saya aja yang sudah kamu buat kecewa berulang kali. Karena ketika orang lain sudah kau buat kecewa mereka akan menghiraukanmu, dengan beberapa dampaknya adalah mereka akan tidak mempercayai omongan dan juga dirimu.
Jadilah dewasa dengan pola pikir yang semestinya dipikirkan, supaya kelak orang yang terus membanggakan mu bisa tahu bahwa kamu benar-benar yang terbaik untuknya. Jangan palsukan dirimu untuk terlihat sempurnya, karena kesempurnaan tidak pernah nyata dan kenyataan tak selalu sempurna.
Pernah ketika saya sedang ngobrol berdua dengan seorang sahabatku dia berbicara "Setiap orang berpotensi melukaimu, siapapun dia dan bagaimana baiknya dia kepadamu". Katanya."Kau bisa saja ditinggalkan hanya dengan alasan kau tidak lagi membuatnya nyaman, jadi tetaplah menjadi dirimu sebagai satu-satunya orang yang selalu bisa membuatnya nyaman dan selalu setia memberinya pelukan kehangatan". Sambungan dari perkataan sahabat saya.
Memang saya hanyalah seorang yang sederhana ditengah kepungan potensi yang lama ada, tidak mewah untuk dibanggakan bahkan demi sebuah sanjungan darimu.
Sekarang kamu sudah bisa meninggalkan saya, tanpa kau beri alasan apapun itu, lagi pula kamu sudah mulai tidak mencintaiku, dan pasti saya akan mempersilahkan kamu untuk pergi kelain hati.
Tetapi ingat jika pilihanmu adalah benar-benar untuk meninggalkan saya itu tak masalah, namun jangan tanyakan kemana hati yang dulu selalu saya jaga hanya untukmu. Sebab hati saya tidak akan menerima seseorang yang telah pergi dengan seenaknya, lalu tiba-tiba datang memohon untuk meminta kembali dengan alasan "Aku masih mencintai mu".
Karena saya akan mencoba untuk melapangkan hati untuk rindu yang mendera, mengikhlaskan cinta yang tak pernah terbalas. Tidak mengapa cintaku tak pernah kau balas, sebab perkara cinta itu sederhana saya dan kamu yang akan menjadi kita menyatakan rasa dalam nyata. Namun kenyataan tak semudah itu, karena rasa tidak selalu sama dan hati tidak selalu berbicara.
Hingga dipenghujung malam ku ini akhirnya saya mengerti bahwa saya hanya lah tempat persinggahanmu, bukan sebagai tujuan hatimu yang sesungguhnya.
Hal yang paling menyusahkan adalah mengendalikan emosi disaat hati dan logika sedang tidak berdamai seperti keadaan malam hari ini. Saat logika memaksa untuk kembali bermain dimasa lalu tetapi hati enggan memberi langkah untuk berpijak, walaupun pada kenyataannya selalu berakhir kelabu.
Saya harap suatu saat kamu akan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu karena ia tengah mencintai orang lain yang tidak mencintainya, kemudia kamu mulai mengerti betapa sakitnya saya kemarin ketika kau lakukan itu terhadap saya.
Untuk malam hari ini akan saya buatkan dirimu origami serupa hati, supaya kau bisa mendiamkannya diluar pelataran hatimu untuk siap-siap membeku dan hancur. Seharusnya kamu tahu bahwa kamu itu terlalu menyepelekan perasaan saya, hingga kamu lupa bahwa ALLAH itu adil dalam memberikan luka.
Semua insan punya rasa bosan. Butuh waktu untuk menyendiri dan gagal dalam bercinta, maka jangan takut untuk mengulanginya. Maksudku mengulangi adalah tentang cinta yang sesungguhnya. Selamat untuk kamu yang sudah mematahkan hatiku dan semangat untuk saya yang akan mencari cinta sejati yang sebenar nya, walaupun entah masih dirahasiakan keberadaan nya. Sebab hidup selalu punya cara sendiri untuk membuatku belajar, bahwa sendiri itu tidak pernah benar-benar sendiri dan bersama tidak selalu bahagia. Sebenarnya saya tahu saat saya memmutuskan untuk jatuh cinta, karena kemungkinan cinta kelak akan membuat saya bahagia, ataupun sebaliknya malah akan menambah intensitas luka. Ahh biarkan waktu yang akan menjawab semuanya.
Pesan saya ketika kamu menemukan seseorang yang bisa membuatmu bahagia, ingatlah saya pernah seperti itu saat kita masih bersama dulu. Namun ketika seseorang itu meninggalkanmu, kamu harus ingat juga betapa sakitnya ketika saya merasakan itu semua. Dan semoga saja kau tidak merasakan nya (Dalam hati semoga saja kau lebih sakit dari saya).
Saya tidak akan palsukan diri untuk menjadi sosok yang dipuja banyak orang, tetapi dibenci mati-matian oleh diriku sendiri. Saya juga tidak mau hidup dalam kebahagiaan semu, malah saya ingin menjadi manusia yang berbahagia dengan caraku sendiri. Walaupun saya sering patah hati, setidaknya itu salah satu cara untuk membuatku bersyukur kepada ALLAH, semesta dan seisi dunia untuk membuktikan kepada seseorang yang telah menyakitiku bahwa saya lebih hebat dari dirinya.
Saya tidak pernah mengeluh jika benar ALLAH memberikan kisah cintaku seperti ini, bahkan saya berpikir ALLAH memberikannya agar saya lebih siap untuk menjalani hidup ini. Karena saya yakin ALLAH sedang mencarikan seseorang yang benar-benar mencintaiku dari hati, walaupaun masih entah dimana keberadaannya.
Dan saya menghargai memori seseorang yang terdahulu pernah cinta dengan ku, saya pun tidak akan melarang nya jika dia akan melupakannya. Karena cinta yang sempurna akan datang tanpa harus direncanakan, bisa aja ketika saya sedang meminum kopi diwarung pinggir jalan tiba-tiba jodoh terbaik yang ALLAH rencanakan untuk saya datang? Percayalah skenario ALLAH tidak pernah salah.

Minggu, 09 Juli 2017

Surat Rindu Untuk Mantan Kekasih



Pada malam hari ini saya teringat atas semua obrolan khas yang membuat diri saya menggelitik mendengarnya. Tapi apa lah daya saya, itu hanya masa lalu yang tidak mungkin akan terulang lagi. Sebab kita berdua sudah tidak selaras atau mungkin sudah memiliki perbedaan pendapat yang seharusnya bisa diselesaikan tapi serasa rumit sehingga tidak bisa kita berdua tolelir lagi. Dan setiap malam hari dipukul 01:01 saya yang hanya seorang yang dulu pernah ada disana dihatimu hanya bisa merindukanmu, merindu dengan segala hal yang pernah kau ucapkan melalui pesan suara. Tapi saya mencoba untuk menikmati semua rasa rinduku ini, karna bagaimana pun memori indah kita berdua akan selalu saya hormati keberadaanya. Salah satu momen yang tidak akan saya lupakan adalah ketika kita berdua berkendara sepeda motor dan berhenti disalah satu tempat dijakarta (pinggir trotoar) dengan minuman bersoda lalu diiringi dengan cemilan alakadarnya. Kita bercerita walau hanya beralaskan sendal dengan semua guyonan yang  saya buat karna ingin melihat senyum dan tawa dirimu yang khas. Pernah juga kita bertengkar ditempat itu karna hal-hal yang dikira banyak orang hanya hal sepele, tapi disitulah menurut saya memori terpenting yang pernah saya ingat dibalik kebahagian kita berdua. Dan disurat ini saya hanya ingin berterimakasih kepada dirinya karna pernah memberi memori seindah ini, walaupun tidak berakhir dengan indah tapi akan selalu saya ingat semua tentang dirinya. Sempat juga saya berpikir apakan dia merindukan saya seperti saya merindukanya? Apakan dia masih mengingat semua memori indah yang selalu saya jaga? Kalau misalkan dia masih menjaganya saya akan berterimakasih, sebab dia masih menghortmati semuanya. Tetapi jika tidak saya pun akan tetap berterimakasih, karna saya tidak mungkin memaksakan memori seseorang untuk mengingat semua kenangan terdahulu yang ia punya. Dan dipenghujung surat rindu ini saya hanya ingin memberitahumu, bahwa saya akan tetap merindukanmu walaupun kamu bukan milik saya lagi. Selamat malam dan selamat beristirahat untukmu mantan kekasih yang membuat rindu ini tidak karu-karuan ketika sudah meluap sampai puncaknya, karna saya akan tetap memperhatikan mu walau kau tak akan memperhatikan saya sekalipun. Saya tetap mendoakan yang terbaik tentang semua keputusanmu terutama tentang kau yang ingin meraih kesuksesan, walaupun nanti ketika kau sukses tidak bersamaku tetap saya akan bahagia dengan semua raihanmu yang sedari dulu kau ceritakan. Percayalah saya mencintai apapun pada dirimu. Ketidak sempurnaanmu meyakinkan saya, bahwa denganmu adalah cara jatuh cinta paling sempurna. Biarkan saya menjadi bagian dari seluruh perjalanmu, sebab karenamu saya belajar memaknai sepi. Cinta bukan hanya dicintai, tetapi juga dilukai. Sekarang kamu sudah bahagia dan saya pamit undur diri, karna saya tahu tidak ada yang sama setelah saling pergi. Lepaskanlah apa yang seharusnya dilepaskan dan menangislah ketika kesedihan perlu diresapi, tetapi saya harus berjanji akan lebih kuat setelah itu. Bisakah kita mengenal sebagai teman? Walaupun sudah saling tidak lagi ingin berbagi perasaan. Kalau kau rindu cukuplah berdoa saja, karna ALLAH lebih mengerti isi hati hambanya. Jatuh cinta tak sekedar paras rupawan, tetapi kau harus bisa mengerti sampai sejauh mana dia berusaha membuatmu menjadi baik. Sekiranya saya sudah mencoba untuk mempertahankanmu berulang kali dengan akhir yang sama yaitu diharuskan berhenti. Saya ingin kita kembali, setidaknya jika tidak bisa bersama jangan membuat keadaan sedingin ini. Saya akan mempersilahkanmu dan tak melarang kepergianmu, barangkali kamu bahagia bila tiada saya. Sebab saya tak suka ucapan yang menenangkan, kau kira begitu manis? Sama sekali tidak! Itu malah membuat saya terasa semakin menyakitkan. Apakah kamu mengenal kata rindu? Seperti saya yang suka merasakan keberadaanmu ketika menghirup udara senja. Rasanya saya ingin menangis ketika menatapmu, maka dari itu saya sering sekali menghindar. Bukan saya membencinmu, namun saya takut perasaan itu kembali muncul disaat situasi yang membuatku rapuh membuat kau seolah datang hanya untuk menghancurkan lagi perasaan yang kubangun diatas luka masa lalu. Bahwasanya matamu seperti jatuhnya pelukan sang bintang kepada bulan dari malam yang gelap menyimpan banyak mimpi-mimpi, namun kau hanya seseorang yang hanya menginginkanku saja tetapi tidak mencintaiku. Tetapi saya akan tetap berterimakasih, bahwa kamu telah membuat saya berani jatuh cinta, ketika saya sudah tidak ingin mempercayai keberadaanya. Saya pun pernah bertanya kepada sabahat saya tentang cinta, dan sahabat saya menjawab dengan logat yang sederhana “Bukan cinta tak harus memiliki, tetapi ALLAH yang tahu harus kemana hati hambaNya mencari jalan pulang”. Ketika sahabat saya menjawab semua pertanyaan yang telah saya berikan, akhirnya saya mengerti bahwa perasaan diciptakan untuk belajar menerima dan mengikhlaskan sesuatu yang telah menyakitimu.

Jumat, 24 Februari 2017

LAUTAN DAN IKAN PARI



Cerita tentang kita mungkin ada beberapa hal yang orang lain tidak perlu ketahui, kalau saya mencintaimu dengan sepenuh hati. Dan saya pun mulai mengabaikan orang lain yang telah mencintai saya karna saya ingin menjaga keutuhan hubungan ini. Mencintaimu dengan rasa yang tulus dan menjaga dengan sekuat gelandang pengangkut air didalam permainan sepakbola. Diselingi berjalanya waktu tidak terasa kalau sudah tiga tahun kita menjalani hubungan ini. Semua komitmen yang dulu pernah kita ucapkan, setelah janji kelingking yang kita kuatkan. Saya mulai percaya kalau dia memang mempunyai rasa yang sama seperti saya. Berbuhungan hanya melalui media sosial ataupun hanya melalui pesan suara telfon yang kita rasa bisa untuk mengurangi rasa rindu ini. Menjaga komitmen dari kita memakai seragam putih abu-abu sampai akhirnya melaju kejenjang kuliah, dan kita mulai mengerti akan kedewasaan masing-masih dengan pergaulan yang berbeda. Saya rasa kedewasaan akan mengajarkan lebih dari sebuah komitmen, tetapi kamu entah terhasut atau apalah itu dengan yang namanya pergaulan baru yang kamu punya. Rasa komitmen yang kita pertahankan dari dulu mulai memudar. Saya tetap akan menjaga hubungan ini supaya terasa harmonis, entah kalau kamu bosan atau mungkin kamu melihat pangeran yang lain dengan gagahnya berdiri didepanmu sambil mengucapkan janji-janji manis. Namun saya tetap berpikir positif tenang dirinya, walau terlihat bodoh mempertahankan hubungan dengan rasa yang berbeda. Hari mulai berlalu begitu cepat, begitu juga dengan perubahan sifat mu. Memang semua orang tidak akan pernah sama, tetapi apakah mungkin dia melupakan janji yang dulu pernah kita ucapkan. Sudah beberapa bintang dimalam hari yang telah saya temui, dan saya masih melihat celah senyum mu disetiap gemerlap bintang. Bulan seakan berbicara dengan lantang, melontarkan selogan cemohan kepada saya, karna terlalu kasihan melihat saya mempertahankan hubungan yang tidak sehat. Rumput mulai bergoyang karena terhembus angin, seolah membisikan ucapan bahwa ini adalah akhir dari perjuangan cinta saya. Malam pun mulai berganti dengan pagi, saya masih melamun dengan air embun yang mulai membasahi rindu saya yang mulai mengakar. Pagi hari ini banyak bunga dipinggir jalan yang dijual oleh beberapa tukang bunga, bunga-bunga disana terlihat tumbuh subur dan menari-menari karna sudah disirami oleh sang pemilik. Tetapi tidak dengan cinta saya, yang layu karna rindu yang terlalu serakah telah menghabiskan resapan benih cinta saya kepadanya. Saya pun tahu bahwa rindu ini selalu tertuju padamu, tapi apakah kau masih sudi menerima rindu saya. Pagi telah berganti dengan sore, lalu saya bersiap karna ingin bertemu dengan orang yang saya cintai. Malam hari ini pukul 19:30 saya berjumpa dengan nya, ditempat awal pertemuan kita berdua. Dia yang sibuk dengan gadget ditangan dan terlalu senang membalas pesan yang masuk kedalam gadgetnya. Saya masih melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering saya ucapkan, dia hanya membalas ucapan saya dengan singkat seolah seperti mengaduk segelas kopi yang siap dihidangkan. Waktu pun sudah terlalu malam, dia lalu berpamitan kepada saya tanpa memegang tangan saya walau hanya berjabat tangan. Tidak lama kemudian setelah dia berpamitan dengan saya, datang dua orang perempuan yang saya tau itu adalah sahabat dari kekasih saya. Dia berdua mulai bercerita tentang semua yang kekasih saya lakukan dibelakang saya, mereka bercerita bahwa kekasih saya sedang dekat dengan lelaki lain. Saya masih tidak percaya, walaupun mereka adalah sahabat dari kekasih saya. “Apakah itu benar? Kalian berdua kan sahabatnya kenapa bisa berbicara seperti itu”. Saya mulai bertanya tentang cerita mereka berdua. “Yaa memang betul saya sahabatnya, tetapi saya tidak tega melihat kamu yang memiliki ketulusan hati malah dipermainkan oleh nya”. Jawaban dari kedua sahabat kekasih saya yang mulai membuat saya bingung. Malam sudah terlalu dingin kita semua mulai beranjak untuk melangkah pulang. Sesampainya saya dirumah dan mulai berpikir keras tentang apa yang tadi sahabat kekasih saya ceritakan. Ketika saya sedang berpikir tentang semua itu, tiba-tiba ibu saya menghampiri dengan bertanya “Kamu kenapa apakah lagi ada masalah? Coba ceritakan sama ibu, mungkin ibu bisa kasih solusi sama kamu”. Saya hanya menjawab “Gapapa bu hehe”. “Gapapa gimana, kamu terlihat murung layaknya padi yang mulai layu”. Karna ibu saya yang meminta untuk menceritanyanya yaa saya mulai terbuka dengan masalah cinta saya, lantas saya menceritakanya walaupun sedikit malu karna sudah dewasa mengGalau layaknya anak ABG yang baru kenal percintaan. Setelah saya menceritakan semua masalah saya, ibu mulai menasihati saya dengan nada yang melebur suasana. “Cinta itu bukan bayangan semu yang hendak kamu tangkap. Tetapi cinta itu adalah dua bongkah hati yang patut untuk disatukan bukan dipermainkan”. Jawaban ibu yang memang saya tau dia adalah orang yang realistis. “Lalu saya harus bagaimana menyikapinya?”. “Lohh kok kamu nanya sama ibu, yaa itu ada didalam hati kamu. Bunga tidak akan tumbuh kalau hanya disirami air, mereka pun butuh makan yaitu dikasih pupuk untuk membuatnya seimbang. Serupa dengan cinta, mereka harus seimbang dengan kasih sayang yang merata. Lepaskan apa yang membuatmu pilu layaknya seperti tangkai dibunga mawar yang berduri. Tetapi pertahankan apa yang layak untuk dipertahankan seperti awal mula menanam bunga untuk tumbuh dan berseri”. Setelah ibu saya berbicara seperti itu, saya mulai meresapi dan belajar dari semua pelajaran yang telah semua orang katakan kepada saya. Tiga hari setelah kejadian itu, dengan pesan singkat dihandphone saya yang mulai minim dia kirim kepada saya. Tetap dengan hati yang sama dan berharap yang dikatakan semua orang tentang dia itu salah. Siang hari ini dengan terik matahari yang menyengat kulit, saya sedang menyiapkan sedikit kejutan untuk dia karna tepat dihari ini saya dan dia merayakan hubungan ini yang keempat tahun. Saya membeli setangkai bunga mawar yang hendak akan saya berikan nanti untuknya. Ketika saya ingin pulang tiba-tiba hujan deras, entah mengapa begitu aneh cuaca pada hari itu. Saya pun berteduh diwarung pinggir jalan sambil menikmati kopi panas yang saya pesan. Karna hujan terlalu deras untuk saya tunggu, dengan hati yang menggebu-gebu karna ini hari yang istimewa saya mencoba untuk menerobos dinding hujan yang dingin itu. Ketika saya berjalan menuju motor yang saya parkir disamping tempat saya berteduh, dari seberang jalan terlihat kekasih saya juga sedang berteduh menunggu redanya hujan. Lalu saya mencoba bergegas menghampirinya. Tetapi baru sampai setengah jalan saya untuk menghampirinya, terlihat ada seorang lelaki yang menghampirinya dengan membawa mantel untuk dikasihkan kepada kekasih saya karna kedinginan. Saya hanya menunggu dengan baju dan celana saya yang basah kuyup sambil melihat kekasih saya bermesraan dengan lelaki lain. Lelaki itu mencium kening kekasih saya sambil memeluk layaknya dua orang sejoli yang sedang ditaburi benih cinta. Betapa kagetnya saya melihat kekasih saya bisa melupakan cinta saya dengan begitu cepat. Dengan rasa kecewa saya pun menghampiri mereka berdua, saya tidak memaki atau mencari keributan disana. Saya hanya menyapa mereka berdua dan berkata kepada lelaki yang sedang berada bersama kekasih saya, “Hey, tolong jaga dia seperti saya menjaga dia. Dan tolong juga jangan sakiti dia, karna dia orang baik. Biarkan saja saya yang menerima sakitnya. Semoga kalian berdua menjadi pasangan yang memang ditakdirkan oleh tuhan untuk bersama. Good luck buat kalian berdua”. Saya pun pergi dengan senyum yang sedikit kecewa, seperti pohon rindang yang tersapu deru lahar panas dari meletusnya gunung berapi. Setelah kejadian itu kehidupan saya lebih banyak terlihat murung, orang-orang disekitar sayapun mulai aneh melihat tingkah baru saya. Dan sekali lagi ibu saya menghampiri dan bertanya tentang kemurungan saya.
“Kamu kenapa? Beberapa hari ini ibu lihat kamu murung sekali.”
“Gapapa bu, mungkin saya hanya kurang minum kopi hehe.”
“Minum kopi? Ahh ibu gak yakin kalau ini cuman sebatas masalah meminum kopi, ohh iya ibu tau pasti kamu murung karna masalah percintaan kamu kan.” Ibu saya yang mulai bertanya dengan senyum khasnya.
“Loh kok ibu tahu sih?”. Betapa kagetnya saya ketika ibu saya bertanya seperti itu.
“Ibu dan anak mempunyai ikatan batin yang kuat, mana mungkin ibu tidak memperhatikan semua perubahan sikap kamu.”
“Iya bu memang saya lagi ada masalah soal percintaan yang kemarin saya ceritakan ke ibu.”
“Dasar anak ABG yang suka mengGalau haha.” Ibu mulai mengejek saya dengan membawa satu gelas teh hangat dan satu gelas kopi panas untuk kami berdua nikmati.
“Ihh ibu apaan sih malah ngeledekin aja, makasih bu kopinya.”
“Cinta? Kamu tahu lautan dan ikan pari?”
“Tahu, memang ada apa dengan mereka berdua?”
“Cinta itu seperti lautan dan ikan pari. Menjalin hubungan harus seperti lautan yang tidak akan pernah habis karna goyangan tanaman anemon yang menari-nari didasar karang, dan ikan pari begitu indah ketika berenang-renang dilautan anggap saja itu sebagai cerita indah yang sedang seseorang jalankan. Tetapi ingat ikan pari pun mempunyai racun yang mematikan dibagian ekornya, dan ibu rasa kamu sedang merasakan cambuk berduri ikan pari yang merobek hati kamu sekarang.” Ibu dengan nasihat luar biasanya sembari meminum teh hangat yang ia buat.
“Iya ibu benar saya memang sedang binggung harus berbuat apa ketika ini terjadi, Merelakan orang yang dicintai terlalu berat bu menurut saya. Apakan saya harus mengejar dia ketika saya sudah mengetahui bahwa dia sudah bahagia dengan orang lain.” Jawaban saya dengan raut wajah yang kebingungan.
“Untuk apa kamu mengejar dia lagi bahwa pada kenyataanya kamu telah tersakiti, apa kamu mau tersakiti untuk kedua kalinya. Kamu masih muda, masih panjang perjalan hidupmu tertutama masa depanmu. Kamu jangan pasrah seperti ini, kamu itu bukan pohon jati yang pasrah karna ingin ditebang. Percayalah pada hatimu bahwa ini semua hanya kerikil kecil yang sedikit melukai fisikmu. Sekarang buka akal sehatmu dan niscaya kamu akan menemukan cerita baru dikemudia hari.” Tutur ibu yang membuat saya meneteskan air mata.
“Terimakasih bu atas semua nasihatnya, semuanya kelak akan selalu saya ingat bu.” Ungkapan terimakasih saya sambil memeluk erat ibu saya.
Sekarang saya mulai mengerti akan sebuah kehidupan, terutama tentang cinta. Bahwa pada kenyataanya memang benar yang ditakdirkan untuk pergi akan tetap pergi dengan sendirinya, walaupun kau menghadangnya dengan apapun itu. Namun saya pun percaya bahwa cinta yang ditetapkan untuk seseorang akan datang dengan sendirinya tanpa disengaja sekalipun. Lantas apa saya masih ada layak untuk menerima cinta sejati saya? Dan saya hanya berdoa kepada tuhan, karna dia yang akan merencanakan nya. Sekarang saya harus yakin akan hadirnya cinta sejati saya, meskipun harus menanti dan menunggu begitu lama atau tak sengaja saya menemuinya disuatu tempat yang tidak terduga. Untukmu wahai wanita yang masih dirahasiakan cepatlah datang, agar kita bisa menulis cerita indah kita diatas askara langit dan menceritakanya kepada bumi yang setiap hari kita pinjak.

Sabtu, 07 Januari 2017

Primadona



Pada malam hari ini gue mengudara kebeberapa tempat ngongkrong sambil iseng-iseng cari inspirasi buat bahan tulisan gue. Sudah beberapa tempat gue datengin, berdua sama temen baik gue panggil aja EDGAR. Dijalan tiba-tiba siedgar ngomong sambil gue boncengin dimotor. “Die minum wedang yuk”. Dan gue tanpa basa-basi lagi langsung bilang,“Ayo lah Garr” jawaban gue sambil narik gas motor.
“Iya nih udah lama juga kaga minum wedang, ngopi mulu bosen juga”. “Lahh bosen kenapa Garr?”.
“Yaa bukanya bosen sih, tapi gue takut aja kalo kulit lu yang item itu bakal tambah item kayak betadine kering”.
“Ahh bisa aja lu megalomen”.
Beberapa percakapan gue dimotor sama Edgar yang menurut logika orang normal macem manusia homo yang ketawa-ketawa gak jelas diatas motor sambil segelintir candaan yang gak masuk akal.
“STOP berheti”. Edgar tiba-tiba minta berhenti.
“Kenapa Garr?”.
“Kita udah sampai dan lu liat sejauh mata memandang cuman jodoh gue yang belum keliatan”. Edgar melihat sekitar sambil mengamati dimana jodohnya.
“Lu curhat? Yaelah kalo jodoh lu gak ada disini mungkin masih didalem rahim Garr haha, ayo kita masuk gue mau makan tempe gembusnya nih”. Gue langsung melangkah ketempat duduk yang sudah disediakan disana, yaa walaupun cuman menggunakan karpet alakadarnya.
Setibanya kita berdua ditempat itu atau bisa dibilang lesehan, kita berdua langsung memesan 2 gelas wedang jahe sambil makan 7 potong tempe gembus yang kira-kira tebal tempenya sama kayak bon hutang Edgar diwarung. Sekitar 45menit gue duduk ditempat itu tiba-tiba Edgar mulai mengerutkan jidatnya tanpa sebab yang pasti.
“Lu kenapa garr?”. Gue coba bertanya sama Edgar.
“Die lu kenal gak sama cewe itu”. Edgar sambil menujuk seseorang.
“Yang mana garr?”. Gue langsung berreaksi sambil melihat kanan dan kiri memperhatikan mana cewe yang dimaksut siEdgar.
“Itu kayak siArnie Diee”. Jawab Edgar.
“Loh, iya garr itu siArnie, coba lu panggil masih kenal sama kita gak, tapi itu dia gendong anak siapa yaa?”. Setelah gue ngeliat Arnie langsung binggung sama anak yang dia bawa.
“Itu paling anak kakaknya atau saudaranya die, Arniiiieeeeeeeeeeeee”, Edgar coba memanggil Arnie.
Sedikit gue cuman ngasih tau sama kalian yang baca tulisan gue ini, kalo Arnie ini primadona ditempat gue dulu suka main bareng sama dia, orangnya kalem dengan sedikit punya rasa humor yang sama kayak gue dan Edgar.
”Iyaa, ehh ini edgar sama hadi yang suka main barengkan dulu?”. Masih sama seperti dulu dengan logat yang kalem mencoba menyapa gue dan edgar, walaupun udah sekitar 1,5 tahun gak pernah ada kabar sama sekali.
“Iya gue hadi, gue kirain lu udah lupa sama kita berdua”. Gue mencoba menyapa Arnie.
“Mana mungkin gue lupa sama lu berdua, yang kalo pergi kemana-mana selalu berdua macem lobang hidung”. Jawaban Arnie sambil senyum-senyum berlesung pipit.
”Buset gue dibilang kayak lobang idung”.
“Garr emang iya kalo kita kemana-mana selalu berdua”.
“Ahh kaga lah die, kemarin gue beli celana dalem sama nyokap gue doang dan gak ada lu”.
“ Yaa masa gue harus ikut-ikutan buat nganterin lu beli celana dalem sih, nanti dikira orang gue pacaran sama nyokap lu yang body nya mirip kaleng pomade”.
“Loh ko lu berdua malah berantem sih, haha bener-bener gak berubah yaa lu berdua”. Jawaban Arnie sambil menepuk jidatnya.
Beberapa menit kita bertiga ngobrol, gue coba memberanikan diri buat bertanya soal anak yang dia bawa dimalam itu.
“Oh iya itu anak yang lu bawa siapa dah? Ponakan lu yaa”. Sehabis gue nanya kayak gitu Arnie langsung terlihat kebingungan harus jawab pertanyaan konyol gue yang barusan.
“Yaelah pertanyaan lu macem ibu-ibu pengen beli gorengan dan nanya sama tukang gorengan nya mana cireng yang kaga alot. yaa jelas ponakan nya lah!”. Edgar mencoba meyakinkan gue lagi kalau memang anak yang digendong Arnie itu ponakannya.
“Iya kan gue cuman tanya aja garr, lagian kenapa jadi lu yang kesel sih! Apa jangan-jangan lu yaa tukang gorengan yang ditanya ibu-ibu itu”. Perdebatan gue sama edgar masih berlangsung dan tiba-tiba Arnie menjawab dengan logat yang kebingungan. “hmm, ini sebenernya anak gue Garr Diee”. Dan setelah Arnie ngomong begitu, gue dan Edgar langsung kaget dengan pernyataan Arnie yang barusan itu.
“Ha anak?”. kagetnya kita berdua dengan muka yang terheran-heran.
“Iya Garr Diee ini anak gue kenapa emangnya?”. Jawaban Arnie dengan lesung pipit yang mulai keluar kembali.
“Berarti lu udah nikah dong?”. Pertanyaan edgar yang mulai gak bermutu.
“Itu masuk dalam pertanyaan gar?”. Gue mencoba menjawaban pertanyaan edgar yang mulai bikin darah gue gak kekontrol.
“Lah kan gue cuman tanya doang die”.
“Ehh biji karambol nama nya orang udah punya anak pasti udah nikah lah gimana sih pertanyaan lu gar”.
Selama gue masih menjawab pertanyaan siEdgar yang gak masuk logika, Arnie tetap tenang dengan situasi pertanyaan edgar yang asal ceplos yaa walaupun masih sedikit kebingungan menjawab pertanyaanya.
“hmmm, gimana yaa gue jelasin kekalian berdua”. Arnie mulai kebingungan untuk menjelaskan kegue dan Edgar.
“Gimana apanya Niee? Kan setiap orang punya anak pasti punya suami lah”. Pungkas gue sambil minum wedang yang mulai dingin.
Setelah gue ngomong seperti itu tiba-tiba Arnie meneteskan air mata. Gue kaget dan bertanya-tanya kenapa si Arnie nangis, apa soal jawaban gue yang barusan atau tentang pertanyaan Edgar yang asal ceplos itu.
“Ko lu nangis sih Niee? Maaf kalo jawaban gue gak bisa lu terima atau soal pertanyaan edgar yang tolol tadi”. Gue mencoba meminta maaf karna setelah dia nangis gue merasa bersalah atas pertanyaan gue.
“Lu gak perlu minta maaf Diee, dan soal jawaban lu dan pertanyaan Edgar.”. Jawaban Arnie masih meneteskan air mata diselingi dengan senyum.
“Sekarang gini aja deh kita saling shareing aja, mungkin gue sama edgar bisa membantu atau sekedar kasih solusi ke lu”.
“Iya Arnie lu cerita aja sama kita berdua emang ada apa?”.
Beberapa saat kemudian Arnie mulai terbuka dengan semua masalahnya.
“Yakin lu berdua mau dengerin cerita gue?”.
“Gue bakal cerita sama lu berdua tapi jangan kaget sama semua cerita gue”. Lanjutan dari pembicaraan Arnie.
“Yakin lah kenapa harus gak yakin, kita sesama temen harus saling membantu, toh kita juga kalo ada kesusahan temen yang bakal membantu selain keluarga”. Gue mencoba meyakinkan Arnie untuk menceritakan masalahnya.
“Mungkin lu kira gue masih jadi anak yang baik-baik, yang jarang keluar rumah yang kalau mau main harus ngumpet-ngumpet dulu. Tapi nyatanya setelah perpisahan nyokap  bokap malah gue terjerumus dalam pergaulan yang bikin semua presepsi orang buat gue yang dulu jadi berubah”. Arnie mencoba menjelaskan permasalahanya.
“Berubah gimana maksutnya?”. Edgar mencoba bertanya yang memotong pembicaraan Arnie.
“Yaa berubah Garr, gue suka keluar malem dengan temen-temen yang baru gue kenal. Gue bisa tau apa itu sex bebas dan sempet kecanduan drugs. Mungkin emang konyol apa yang gue lakuin saat itu, tetapi posisi gue saat itu memang lagi depresi atau bisa dibilang belum bisa menerima semua kenyataan kalo nyokap dan bokap gue bakal pisah (bercerai) seperti sekarang. Dan soal anak yang gue bawa, ini anak gue hasil dari pergaulan bebas gue yang dulu itu. Terjerumus dalam lembah setan seperti itu bikin akal sehat serasa gak berfungsi dengan baik.” Arnie mulai menceritakan semua yang dulu pernah dia lakukan.
Gue dan Edgar pun kaget mendengar semua cerita yang barusan Arnie ceritakan.
“Ko bisa sih lu sampe ngelakuin itu semua?”. Edgar bertanya sambil menggarukan kepalanya.
“Iya Niee kita berdua kenal sama lu itu bisa diibaratkan primadona yang setiap cowo ngeliat lu pasti bakal tertarik”. Kagetnya gue sambil menyambung pertanyaan Edgar yang barusan.
“Yahh nama nya juga kehidupan. Yang dikiran orang banyak bakal jadi orang baik malah gampang banget buat terjerumus cuman karna satu masalah sepele.” Arnie mencoba menjawab pertanyaan kita berdua.
“Yaa kalo menurut gue itu bukan masalah sepele sih, sebab gue juga pernah merasakan semua itu. Tapi beruntungnya gue gak sampai ngelakuin apa yang lu lakuin”. Gue mencoba menyemangati Arnie.
“Haa? Serius lu pernah ngerasain rasanya kehilangan orang tua lu karna perpceraian?”. Arnie mencoba bertanyanya dengan muka yang kaget.
“Iya serius gue pernah ngerasain semua yang lu rasain tapi gak sampe ngerasain sex bebas dan drugs nya sih.” Gue coba menjawab pertanyaan Arnie.
“Terus lu gimana menyikapi permasalahanya dan sampai gak ngelakuin semua hal bodoh gue?”.
“Melakukan hal positif. Contoh sederhana nya menyalurkan hobi seperti gue yang suka menulis yaa walaupun pembaca serius gue cuman Edgar doang, tapi setidaknya gue bisa melupakan permasalahan gue walaupun cuman sesaat dan gue mencoba buat ikhlas dan legowo. Karna gue yakin tuhan hakim yang paling baik untuk memutuskan sesuatu masalah, tinggal  bagaimana kita mengambil kesimpulan dan tabah buat menjalankan hari esok yang kita tau alur ceritanya gak akan sama dengan hari ini”.
Setelah gue berbicara seperti itu Arnie mulai tergugah untuk melupakan hal-hal bodoh yang dia lakukan dimasa lalu.
“Makasih banget yaa lu berdua udah mau kasih nasihat,saran dan masukan yang positif. Gue mencoba buat melupakan apa yang gak baik buat kehidupan gue dan anak gue dikemudian hari”. Arnie mencoba memotivasi dirinya.
“Endessssss banget lu kalo ngomong diee macem mario bros ehh mario teguh haha”.
“Mario teguh malahan yang ngikutin gue Garr haha”.
Dan gue sekali lagi mencoba bertanya keArnie walaupun pertanyaan gue agak sedikit nyeleneh.
“Oh iya itu keberadaan suami lu sekarang gimana? Maaf sebelumnya kalo pertanyaan gue agak sedikit menyinggung lu Niee”.
“Ada ko Diee, tapi gitu.”
“Gitu gimana maksutnya?”.
“Yaa gitu seakan-akan dia gak pernah mengakui kalo ini anak dia. Walaupun gue sakit hati pernah kenal sama dia dan pernah melakukan semua hal bodoh itu.” Arnie menjelaskan soal keberadaan ayah dari anaknya.
“Mau bagaimana pun yang udah terjadi gak bakal bisa diulang lagi, soal anak lu yang sekarang mungkin itu anugrah tuhan buat lu. Dan gue yakin ko kalo lu beruda bakal kuat ngejalanin semuanya, toh tuhan pasti bakal kasih jodoh buat lu, yang tulus sayang dan cinta sama lu dan anak lu”. Segilintir perbincangan gue sambil mengelus kepala anaknya yang mulai tertidur pulas.
“Yeeehh gimana sih tuh cowo gak Gentlemen amat! Emang jaman sekarang cowo pada seenaknya sendiri, abis enak buntutnya (anak) gak diakuin, Bagus gue bukan cowo kayak gitu.” Edgar mencoba melipur suasana.
“Tumben garr omongan lu bener. Bon hutang diwarung udah lunas semua kali haha”. Gue juga mencoba membantu mencairkan suasana.
Sudah beberapa jam kita bertiga ngobrol sambil shareing tentang masalah satu sama lain, terutama tentang permasalahan yang dialami oleh Arnie. Kita bertiga pun sepakat untuk melangkah pulang karna waktu sudah menunjuk kan tengah malam.
“Garr Niee, pulang yuk udah malem nih, kasihan juga kan anak lu Niee udah pules banget tuh tidurnya”. Tutur gue kepada Edgar dan Arnie.
“KEMONNN (Maksutnya COME ON) KITA PULANG! tapi lu yang bayar ya Diee wedang sama tempe gembusnya hehe”. Teriakan Edgar yang sekali lagi membuat senyum Arnie keluar dengan sendirinya.
Memang pada hakikat dan kodratnya sekuat apapun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi. Dan sekuat apapun kamu menolak, yang datang akan tetap datang. Tidak perlu saling menyesal apa yang pernah terjadi biarlah terjadi. Untuk apa saling menyalahkan, kalau nyatanya dulu pernah sepakat saling menyatu. Sebab apalah arti sesal? Pada kenyataanya tetap menjadi kegagalan yang nyata. Kerena bukan siapa yang berani untuk singgah dihatinya, melainkan siapa yang berani menempati dan tak akan pergi lagi. Memang sudah seharusnya skenarionya seperti itu.